
![]() |
percakapan mas wabup Purworejo dengan pengunjung |
Pameran yang berlangsung mulai tanggal 24 hingga 26 April 2025 ini dapat dikunjungi secara gratis oleh masyarakat dari pukul 08.00 hingga 16.00 WIB. Kegiatan ini merupakan bagian dari perayaan ulang tahun ke-38 Museum Tosan Aji yang didirikan pada tahun 1987 di Kutoarjo.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Dion Agasi menyoroti pentingnya memahami peninggalan sejarah tidak hanya dari sudut pandang mistis, tetapi juga melalui narasi dan kisah yang menjadi akar budaya.
"Kami ingin mendorong pengunjung untuk tidak sekadar melihat benda-benda museum sebagai objek belaka, tetapi memahami secara utuh tentang akar sejarah dan kisah bagaimana kita bisa mencapai titik saat ini," ungkap Dion.
Ia menekankan bahwa tanpa perjuangan para pendahulu, generasi saat ini tidak akan berada pada posisi sekarang. Oleh karena itu, menjaga dan memelihara akar sejarah menjadi kewajiban bersama.
Wakil Bupati juga membandingkan dengan negara India yang konsisten memegang teguh narasi dan nilai-nilai dari epos Mahabharata. Ia berharap masyarakat Indonesia juga bisa menarasikan sejarah, bahkan yang berbalut mitos, sebagai pegangan generasi muda dalam menentukan masa depan.
"Di tengah era globalisasi ini, kita tidak boleh menjadi bangsa yang kehilangan identitasnya," tambah Dion.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Bupati mengapresiasi penerapan teknologi digital di Museum Tosan Aji. Menurutnya, modifikasi teknologi ini diharapkan dapat menarik lebih banyak pengunjung, terutama anak-anak, untuk mengeksplorasi museum dan koleksinya secara virtual serta meningkatkan pengalaman berkunjung.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Wasit Diono, S.Sos., menjelaskan bahwa pameran ini melibatkan kolaborasi dengan berbagai museum di eks Karesidenan Kedu dan sekitarnya. Di antaranya Museum BPK RI, Museum Samuderadraksa Borobudur, Museum Sudirman Magelang, Museum Kebon Pasinaon, dan Museum Air Waterboom Jogja.
"Melalui tema 'Prasama Miyara', kami mengajak semua pihak untuk bersama-sama memelihara kebudayaan yang masih hidup di masyarakat agar tetap lestari," jelas Wasit.
Pameran temporer ini menjadi bukti komitmen pemerintah daerah dalam melestarikan warisan budaya sekaligus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya memahami akar sejarah sebagai fondasi identitas bangsa di era modern. (jg)