
![]() |
penampilan "Turonggo Sakti" |
Grup kesenian tradisional yang beranggotakan sekitar 20 orang ini terdiri dari penari, pemain gamelan, dan penyanyi yang tampil memukau. Irama gamelan yang dinamis berpadu dengan gerakan para penari yang energik mengundang decak kagum penonton yang hadir.
Kemat, Ketua Kuda Kepang "Turonggo Sakti", mengungkapkan kegembiraan dan rasa syukurnya atas antusiasme masyarakat terhadap kesenian tradisional ini. "Kami sangat senang karena warga masih mau menampilkan Kuda Kepang dalam acara-acara tertentu, seperti pernikahan atau peringatan HUT RI," ujarnya.
Menurut Kemat, fenomena ini membuktikan bahwa di tengah kemajuan zaman dan teknologi, budaya tradisional tetap mampu mempertahankan eksistensinya. "Hal ini menunjukkan bahwa meski teknologi terus berkembang, budaya tetap akan selalu eksis," tambahnya.
Sementara itu, Heri yang berperan sebagai pembina dan sering dianggap sebagai sesepuh dalam pertunjukan Kuda Kepang menekankan pentingnya melestarikan kesenian tradisional. "Kuda Kepang termasuk aset berharga dalam nilai budaya kita. Melestarikan budaya daerah sama halnya dengan menjaga warisan bangsa," terangnya.
Heri juga memperingatkan bahwa tanpa upaya pelestarian, masyarakat berisiko kehilangan identitas budayanya. "Tanpa adanya pelestarian budaya, kita akan kehilangan identitas pribadi kita," ungkapnya dengan penuh keyakinan.
"Budaya daerah adalah hasil karya dan proses kreatif yang diwariskan nenek moyang kita terdahulu, sehingga sudah selayaknya kita melestarikannya sebagai wujud penghargaan kepada mereka," lanjut Heri.
Di akhir acara, terungkap harapan agar semua pihak, khususnya pemerintah, dapat lebih memperhatikan budaya-budaya daerah. "Peran pemerintah sangat penting dalam menjaga nilai budaya yang ada," tegas Heri.
Pertunjukan Kuda Kepang ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan bagi masyarakat, tetapi juga menjadi sarana silaturahmi dan ajang saling mengenal, terutama bagi remaja dan pemuda. Melalui kegiatan semacam ini, nilai-nilai budaya dan kearifan lokal dapat terus ditransmisikan ke generasi penerus.
Kuda Kepang "Turonggo Sakti" dari Desa Tunggorono ini merupakan salah satu dari sekian banyak kelompok kesenian tradisional yang masih bertahan di tengah derasnya arus modernisasi, membuktikan bahwa seni tradisional masih memiliki tempat di hati masyarakat Purworejo. (jg)